Home » Logistik » Perishable Adalah: Pengertian, Contoh, dan Panduan Penanganan Lengkap

Perishable Adalah: Pengertian, Contoh, dan Panduan Penanganan Lengkap

Dalam dunia logistik, perdagangan, hingga kuliner, istilah perishable menjadi salah satu kata kunci yang sangat penting. Kata ini merujuk pada barang atau produk yang mudah rusak jika tidak disimpan dan ditangani dengan benar. Pemahaman tentang konsep ini sangat krusial, terutama bagi pelaku usaha di sektor makanan, farmasi, hingga distribusi.

Misalnya, jika Anda menjual buah segar, daging, atau susu, maka produk Anda termasuk kategori perishable goods. Tanpa penanganan yang tepat, kualitasnya akan menurun bahkan bisa membahayakan konsumen.

Perishable Adalah Apa?

Secara sederhana, perishable adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan barang yang memiliki umur simpan singkat dan akan rusak atau membusuk jika tidak disimpan sesuai ketentuan. Kata ini berasal dari bahasa Inggris perish yang berarti “rusak” atau “binasa”.

Baca Juga:  Gudang Ekspedisi: Peran, Jenis, dan Tips Memilih yang Tepat

Dalam industri logistik dan perdagangan, perishable goods berarti produk yang membutuhkan penyimpanan khusus seperti pendinginan, pengaturan kelembapan, atau perlakuan tertentu untuk memperpanjang masa simpannya.

Contoh pengertian formal:

Perishable goods adalah produk atau barang yang memiliki daya tahan terbatas, memerlukan penyimpanan dan transportasi dalam kondisi khusus untuk mencegah penurunan mutu atau kerusakan sebelum sampai ke konsumen.

Karakteristik Barang Perishable

Agar lebih mudah memahami, berikut adalah ciri khas barang perishable:

  1. Umur Simpan Pendek – Biasanya hanya bertahan dari hitungan jam hingga beberapa minggu.

  2. Sensitif terhadap Suhu – Membutuhkan penyimpanan pada suhu tertentu.

  3. Mudah Mengalami Perubahan Fisik & Kimia – Misalnya, perubahan warna, tekstur, atau rasa.

  4. Membutuhkan Cold Chain Logistics – Distribusi dengan rantai pendingin dari produsen hingga konsumen.

  5. Berpotensi Membahayakan Kesehatan – Jika dikonsumsi setelah rusak, bisa menyebabkan keracunan.

Jenis-Jenis Barang Perishable

Barang perishable dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sifatnya:

a. Makanan Segar

  • Daging segar (sapi, ayam, ikan)

  • Buah-buahan

  • Sayuran

  • Produk susu segar

b. Produk Olahan

  • Yogurt, keju

  • Kue basah

  • Makanan beku (frozen food)

c. Produk Farmasi

  • Vaksin

  • Obat-obatan tertentu yang sensitif terhadap suhu

d. Bunga & Tanaman Hidup

  • Bunga potong

  • Bibit tanaman tertentu

Contoh Barang Perishable di Kehidupan Sehari-hari

Mari kita lihat contoh nyata barang perishable yang sering kita temui:

Mengapa Barang Perishable Membutuhkan Penanganan Khusus?

Penanganan khusus dibutuhkan karena:

  • Mencegah kerusakan fisik akibat suhu yang tidak sesuai.

  • Menjaga nilai ekonomi produk.

  • Melindungi kesehatan konsumen.

  • Memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan pemerintah.

Jika penanganan salah, kerugian bisa besar. Misalnya, daging yang tidak disimpan pada suhu tepat akan cepat berbau, berubah warna, dan tidak layak konsumsi.

Cold Chain: Kunci Utama Distribusi Barang Perishable

Cold chain adalah sistem rantai pasok yang menjaga produk tetap pada suhu ideal dari titik produksi hingga ke tangan konsumen.

Tahapan Cold Chain:

  1. Produksi – Produk diproses dengan standar higienis.

  2. Penyimpanan di Gudang Pendingin (cold storage).

  3. Transportasi dengan Kendaraan Berpendingin.

  4. Penyimpanan di Toko pada suhu sesuai.

  5. Pengiriman ke Konsumen dengan kemasan khusus.

Jika salah satu tahap gagal, kualitas barang bisa langsung menurun drastis.

Tantangan dalam Penanganan Barang Perishable

Mengelola barang perishable bukan hal mudah, ada banyak tantangan seperti:

  • Biaya operasional tinggi untuk pendinginan dan transportasi khusus.

  • Risiko kehilangan kualitas jika listrik mati atau alat pendingin rusak.

  • Keterbatasan waktu untuk menjual atau mendistribusikan.

  • Perubahan cuaca ekstrem yang memengaruhi suhu penyimpanan.

Baca Juga:  Arti Loading dan Unloading: Pengertian, Perbedaan, dan Proses di Harddies Cargo

Strategi Penyimpanan Barang Perishable

Beberapa strategi yang umum digunakan:

a. Menggunakan Cold Storage

Gudang berpendingin dengan pengaturan suhu dan kelembapan.

b. Pengemasan Vakum

Mengurangi oksidasi dan pertumbuhan bakteri.

c. Penggunaan Bahan Pengawet Alami

Seperti garam, gula, atau cuka untuk memperlambat kerusakan.

d. Penyimpanan Berlapis

Menggunakan kemasan tambahan untuk menghindari kontaminasi.

Perishable dalam Bisnis E-Commerce

Dengan maraknya belanja online, penjualan barang perishable seperti buah segar, seafood, atau makanan beku semakin populer. Tantangan utama di e-commerce adalah:

  • Pengiriman cepat (same day atau next day).

  • Kemasan yang menjaga suhu stabil.

  • Pemantauan suhu real-time selama perjalanan.

Regulasi dan Standar Penanganan Perishable

Di Indonesia, penanganan barang perishable diatur oleh:

  • Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

  • SNI (Standar Nasional Indonesia) terkait keamanan pangan.

  • Peraturan Menteri Pertanian & Kesehatan untuk produk segar dan farmasi.

Kepatuhan terhadap standar ini tidak hanya melindungi konsumen, tapi juga menjaga reputasi bisnis.

Tips Memperpanjang Umur Simpan Barang Perishable

  1. Jaga suhu sesuai rekomendasi.

  2. Gunakan kemasan food grade.

  3. Pisahkan barang berdasarkan jenisnya untuk menghindari kontaminasi silang.

  4. Gunakan teknologi monitoring suhu.

  5. Latih karyawan tentang penanganan yang benar.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Kerusakan barang perishable menyebabkan:

  • Kerugian finansial bagi produsen dan distributor.

  • Pemborosan pangan (food waste).

  • Dampak lingkungan karena limbah organik yang membusuk.

FAO mencatat, sekitar 1,3 miliar ton pangan terbuang setiap tahun di dunia, sebagian besar adalah perishable goods.

Kesimpulan

Perishable adalah barang yang mudah rusak dan memerlukan penanganan khusus, terutama dalam hal penyimpanan dan distribusi. Pemahaman tentang cold chain, pengemasan, dan regulasi sangat penting bagi pelaku usaha untuk meminimalkan kerugian dan menjaga kualitas produk.

Jika dikelola dengan tepat, barang perishable tidak hanya bisa dipasarkan secara lokal, tapi juga diekspor dengan nilai jual tinggi

Bagikan ke: