Home » blog » Beda Owner dan Founder: Pengertian, Peran, dan Contoh dalam Dunia Bisnis

Beda Owner dan Founder: Pengertian, Peran, dan Contoh dalam Dunia Bisnis

Dalam dunia bisnis modern, istilah owner dan founder sering digunakan bergantian. Banyak orang menganggap keduanya sama, padahal secara fungsi dan tanggung jawab, owner dan founder memiliki perbedaan mendasar.

Kesalahpahaman ini kerap muncul di kalangan pengusaha muda, startup enthusiast, bahkan masyarakat umum yang baru mengenal dunia bisnis. Untuk itu, penting memahami apa beda owner dan founder, apa tugasnya masing-masing, bagaimana status hukumnya dalam perusahaan, hingga contoh nyata di dunia bisnis — agar kamu tidak salah kaprah saat membangun usaha sendiri.

Pengertian Beda Owner dan Founder

A. Apa Itu Owner?

Owner berasal dari kata own, yang berarti “memiliki”. Dalam konteks bisnis, owner adalah pemilik perusahaan atau usaha — baik secara penuh maupun sebagian, tergantung jumlah saham yang dimiliki.

Owner bisa jadi orang yang:

  • Mendirikan bisnis sendiri, atau

  • Membeli bisnis dari orang lain (sehingga bukan founder).

Contoh sederhana:
Seseorang membeli waralaba atau perusahaan yang sudah berjalan. Ia menjadi owner, tetapi bukan founder, karena tidak mendirikan dari nol.

B. Apa Itu Founder?

Founder berasal dari kata found, yang berarti “mendirikan” atau “membentuk”. Jadi, founder adalah orang yang mendirikan dan merintis bisnis dari awal.

Founder biasanya terlibat langsung dalam:

  • Konsep ide bisnis,

  • Pendirian awal perusahaan,

  • Pengumpulan modal awal,

  • Penyusunan visi dan misi perusahaan.

Namun, founder belum tentu masih memiliki saham di perusahaan tersebut. Jika suatu saat founder menjual seluruh kepemilikan, maka ia tidak lagi owner, tapi tetap founder secara historis.

Beda Owner dan Founder

Perbedaan Owner dan Founder

Berikut tabel perbandingan agar lebih mudah dipahami:

Aspek Owner Founder
Arti Umum Pemilik usaha atau perusahaan Pendiri usaha atau perusahaan
Fokus Utama Kepemilikan dan kontrol bisnis Pendirian dan pengembangan awal
Keterlibatan Bisa pasif atau aktif Biasanya aktif di tahap awal
Sumber Kepemilikan Bisa beli atau warisi Mendirikan sendiri
Kepemilikan Saham Harus memiliki saham Bisa sudah menjual sahamnya
Peran di Perusahaan Pengambil keputusan finansial dan strategis Penggagas ide dan arah visi awal
Contoh Kasus Investor yang membeli startup Pendiri startup tersebut
Keterlibatan Emosional Tergantung tujuan bisnis Biasanya sangat tinggi
Baca Juga:  Gratis Ongkir Tokopedia: Panduan Lengkap dan Tips Hemat Belanja Online 2025

Contoh:

Elon Musk adalah founder dari beberapa perusahaan (seperti SpaceX dan The Boring Company), tetapi juga owner di perusahaan yang ia beli sahamnya.

Sementara seseorang yang membeli franchise McDonald’s menjadi owner, tapi bukan founder.

Hubungan Antara Owner dan Founder

Dalam banyak kasus, satu orang bisa menjadi owner sekaligus founder, terutama pada tahap awal bisnis.

Contohnya:

  • Kamu mendirikan usaha kuliner dari nol dan memiliki seluruh modal → kamu adalah owner dan founder.

  • Tapi jika kamu menjual sebagian saham kepada investor, maka kamu tetap founder, namun owner kini mencakup kamu dan investor.

  • Jika kamu menjual seluruh saham dan keluar dari bisnis, kamu tetap founder, tapi bukan owner lagi.

📌 Kesimpulan singkat:

“Founder adalah yang mendirikan, owner adalah yang memiliki.”

Contoh Nyata dalam Dunia Bisnis

A. Contoh di Perusahaan Teknologi

  1. Mark Zuckerberg (Meta/Facebook)

    • Founder: Karena mendirikan Facebook dari nol.

    • Owner (Awal): Ya, karena memiliki saham besar.

    • Owner (Sekarang): Masih sebagian, karena sebagian saham sudah dijual ke publik.

  2. Steve Jobs (Apple)

    • Founder: Ya, mendirikan Apple bersama Steve Wozniak.

    • Owner (Awal): Ya.

    • Owner (Pertengahan): Tidak lagi, karena sempat keluar dari Apple.

    • Owner (Akhir): Kembali memiliki saham setelah rejoin ke Apple.

  3. Elon Musk

    • Founder SpaceX & The Boring Company.

    • Owner Tesla, karena membeli saham besar dari pendiri awal, bukan mendirikan Tesla dari nol.

B. Contoh di Bisnis Indonesia

  1. William Tanuwijaya (Tokopedia)

    • Founder: Ya, karena mendirikan Tokopedia.

    • Owner: Ya, di awal. Namun setelah merger dengan Gojek menjadi GoTo, kepemilikan saham terbagi dengan investor.

  2. Susi Pudjiastuti (Susi Air)

    • Founder dan Owner: Mendirikan dari nol dan tetap memiliki bisnisnya hingga kini.

Peran dan Tanggung Jawab Owner

Owner memiliki tanggung jawab besar terhadap jalannya bisnis. Secara umum, berikut perannya:

  1. Pemegang Aset dan Modal
    Owner bertanggung jawab atas kepemilikan seluruh aset perusahaan.
    Semua keputusan keuangan strategis biasanya harus disetujui oleh owner.

  2. Pengambil Keputusan Strategis
    Owner menentukan arah besar bisnis, ekspansi, dan pengalokasian dana.

  3. Menunjuk Manajemen
    Owner bisa menunjuk CEO, direktur, atau manajer untuk menjalankan operasional harian.

  4. Mendapatkan Keuntungan (Dividen)
    Sebagai pemilik saham, owner berhak menerima hasil dari laba perusahaan.

  5. Bisa Pasif atau Aktif
    Ada active owner (terlibat langsung dalam manajemen) dan passive owner (hanya menerima hasil).

Baca Juga:  Checkout Adalah: Pengertian, Proses, dan Peran Pentingnya dalam Transaksi Online

Peran dan Tanggung Jawab Founder

Founder memiliki peran yang lebih mendasar, terutama pada fase awal berdirinya perusahaan.

  1. Menciptakan Ide dan Konsep Bisnis
    Founder adalah orang yang menggagas ide awal dan merancang model bisnis.

  2. Membangun Tim Awal
    Founder merekrut orang-orang penting di tahap awal untuk mengembangkan bisnis.

  3. Mencari Modal Awal
    Baik dari investor, bootstrapping, atau dana pribadi, founder berperan dalam mencari sumber modal.

  4. Menentukan Visi dan Budaya Perusahaan
    Founder membangun nilai, budaya, dan arah strategis jangka panjang perusahaan.

  5. Membangun Reputasi Merek
    Founder sering menjadi “wajah” perusahaan — seperti Nadiem Makarim di Gojek.

Owner dan Founder dalam Struktur Perusahaan

Dalam struktur organisasi modern, baik owner maupun founder sering berada di posisi puncak, tapi tidak selalu identik dengan jabatan operasional seperti CEO atau direktur.

Berikut perbandingan posisi umum:

Jabatan Bisa Dimiliki oleh Owner Bisa Dimiliki oleh Founder
CEO (Chief Executive Officer)
Komisaris ❌ (biasanya setelah founder keluar)
Direktur
Investor
Konsultan Bisnis

Artinya, owner lebih fleksibel karena kepemilikannya berbasis modal, sementara founder lebih terkait dengan peran awal dan visi bisnis.

Evolusi Peran: Dari Founder ke Owner

Pada banyak bisnis yang tumbuh besar, founder sering “berubah peran” menjadi owner pasif.
Contohnya:

  • Ketika startup berkembang pesat, founder mulai fokus pada visi jangka panjang dan menyerahkan operasional ke CEO profesional.

  • Founder menjadi pemegang saham besar (owner), sementara tim eksekutif menjalankan operasional harian.

Transisi ini umum terjadi pada bisnis yang sudah melewati fase startup menuju korporasi besar.

Kesalahpahaman Umum Tentang Owner dan Founder

  1. Semua founder pasti owner.
    → Salah. Founder bisa kehilangan kepemilikan jika menjual saham.

  2. Owner pasti founder.
    → Salah. Banyak owner hanya membeli bisnis jadi.

  3. Founder harus jadi CEO.
    → Tidak selalu. Founder bisa menyerahkan jabatan CEO kepada profesional.

  4. Founder tidak bisa digantikan.
    → Secara posisi bisa, tapi secara sejarah dan visi — tidak.

  5. Owner selalu aktif di perusahaan.
    → Tidak selalu. Ada owner pasif yang hanya menerima keuntungan.

Baca Juga:  Cara Melihat Pesanan di TikTok: Panduan Lengkap untuk Pembeli dan Penjual

Dampak Kepemilikan Terhadap Arah Perusahaan

Perbedaan antara owner dan founder juga berdampak pada bagaimana perusahaan dikelola:

  • Perusahaan Founder-Based:
    Fokus pada inovasi, idealisme, dan misi jangka panjang.
    Contoh: Apple saat didirikan Steve Jobs, Gojek saat awal berdiri.

  • Perusahaan Owner-Based (Investor Driven):
    Fokus pada keuntungan, pertumbuhan cepat, dan efisiensi keuangan.
    Contoh: Perusahaan yang diambil alih oleh investor besar.

Kedua jenis ini memiliki keunggulan masing-masing, namun idealnya saling melengkapi. Founder menjaga visi, owner menjaga stabilitas finansial.

Kapan Harus Menyebut Diri Owner atau Founder?

Jika kamu baru memulai bisnis dari nol, kamu bisa menyebut diri Founder & Owner.
Namun seiring waktu:

  • Jika kamu menjual bisnis, kamu tetap founder, tapi bukan owner.

  • Jika kamu membeli bisnis, kamu hanya owner, bukan founder.

📌 Contoh penggunaan yang benar:

  • “Saya founder Harddies Cargo” → benar jika kamu mendirikan bisnisnya.

  • “Saya owner Harddies Cargo” → benar jika kamu memiliki saham atau seluruh bisnisnya.

Pentingnya Memahami Perbedaan Ini untuk Pengusaha

Mengetahui perbedaan owner dan founder penting karena:

  1. Mempengaruhi status hukum dan kepemilikan saham.

  2. Menentukan strategi bisnis dan pengambilan keputusan.

  3. Menunjukkan profesionalisme dalam berkomunikasi bisnis.

  4. Menghindari kesalahpahaman saat bekerja sama dengan investor.

Banyak pengusaha muda salah kaprah menyebut diri “owner” padahal belum memiliki struktur bisnis yang sah. Memahami istilah dengan benar membuat kamu lebih kredibel di mata partner bisnis dan investor.

Analogi Bisnis: Owner dan Founder seperti Pilot dan Pemilik Pesawat

Bayangkan bisnis seperti sebuah pesawat:

  • Founder adalah orang yang mendesain dan menerbangkan pesawat pertama kali.

  • Owner adalah orang yang memiliki pesawat itu — bisa saja membeli dari founder.

Kadang, satu orang bisa berperan ganda sebagai pilot sekaligus pemilik.
Namun dalam perjalanan bisnis, peran itu bisa terpisah agar pesawat bisa terbang lebih jauh.

Kesimpulan

Secara ringkas, perbedaan owner dan founder bisa disimpulkan sebagai berikut:

  • Owner: Pemilik bisnis, bisa didapat melalui pendirian atau pembelian.

  • Founder: Pendiri bisnis, orang yang menciptakan ide dan membangunnya dari nol.

Keduanya memiliki peran penting dalam pertumbuhan perusahaan — founder memulai perjalanan, owner memastikan perjalanan tetap berlanjut.

Penutup

Sama seperti peran owner dan founder yang saling melengkapi dalam membangun bisnis, keberhasilan pengiriman juga bergantung pada keseimbangan antara kecepatan, keamanan, dan biaya terjangkau.

Itulah nilai yang dijaga oleh Harddies Cargo — ekspedisi profesional yang membantu ribuan pemilik bisnis di seluruh Indonesia menjaga kelancaran distribusi mereka.

Dengan layanan cargo udara, laut, dan darat, Harddies Cargo siap melayani pengiriman besar dengan tarif mulai Rp1.500/kg, lengkap dengan:
✅ Packing aman & profesional
✅ Tracking real-time
Layanan door-to-door
✅ Pengiriman cepat ke seluruh nusantara

Baik kamu owner bisnis besar maupun founder startup baru, Harddies Cargo adalah mitra logistik terpercaya yang memastikan produkmu tiba tepat waktu dan dalam kondisi sempurna.

📦 Harddies Cargo – Solusi Pengiriman Bisnis Cepat, Aman, dan Terjangkau!

Bagikan ke: